Operasi Pasar Diadakan di Kediri Untuk Redam Gejolak Inflasi
KEDIRI - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri telah menyiapkan strategi mengendalikan angka inflasi Kota Kediri.
Inflasi Kota Kediri bulan September sebesar 1,36 persen di bawah inflasi Jawa Timur sebesar 1,41 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Lilik Wibawati, menjelaskan TPID Kota Kediri sudah menyiapkan upaya-upaya dalam mengendalikan harga-harga di pasaran, di antaranya, melalui kegiatan operasi pasar yang telah dilakukan seminggu yang lalu, Pemkot Kediri telah menggelontor beras sebanyak 12 ton.
Selain itu menyediakan 1,2 ton telur yang merupakan bentuk intervensi Pemkot Kediri kepada komoditas tertentu.
Di samping operasi pasar, TPID Kota Kediri juga menguatkan sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi.
Lilik mengimbau ada beberapa hal yang patut diwaspadai pada di Oktober, yakni terkait kenaikan harga komoditas yang belum tercacat pada pengamatan bulan September 2022, di antaranya, 1) kelompok transportasi; 2) kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan 3) kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Dampak perubahan musim kemarau menuju musim penghujan juga patut diwaspadai berkaitan dengan persediaan bahan makanan,” jelasnya.
Sementara Chevy Ning Suyudi, Kepala Bappeda Kota Kediri selaku Koordinator TPID Kota Kediri menjelaskan, penyesuaian harga BBM akan berimbas pada beberapa sektor.
“Karena kita ini wilayah perkotaan akan terdampak pada angkutan atau transportasi antarkota, akhirnya memicu kenaikan yang terjadi pada sektor jasa,” jelas Chevy Ning Suyudi
TPID Kota Kediri telah mengantisipasi kenaikan harga komoditas akibat kebijakan penyesuaian harga BBM serta telah memprediksi inflasi di Kota Kediri.
Selain itu telah menyiapkan berbagai strategi pengendalian harga komoditas melalui kegiatan operasi pasar terkait penyediaan bahan pokok beras.
“Kita bisa intervensi melalui operasi pasar, tapi kita juga tidak bisa membendung pertumbuhan ekonomi. Karena kota jasa dan perdagangan mau tidak mau pertumbuhan ekonomi harus meningkat sehingga akan berefek pada inflasi,” jelasnya.
Dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan memicu terjadinya kenaikan harga-harga barang sehingga berdampak terhadap inflasi.
Akan tetapi apabila masih dalam range 3 plus/minus 1 maka dikategorikan dalam taraf wajar.
“Kita tetap fokuskan pada pertumbuhan ekonomi. Target kita di tahun 2022 tumbuh 5-7 persen,” jelasnya.
Sementara untuk meringankan beban masyarakat akibat terjadinya kenaikan harga, Pemkot Kediri telah menciptakan beragam program seperti, program perlindungan sosial, penciptaan wirausaha baru, serta pemberian modal usaha.
“Kita sudah menekan angka inflasi tidak sampai lebih dari 2 persen supaya ada ruang agar pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan,” ungkapnya.

